PERMASALAHAN
Penyakit
tak selalu bisa disembuhkan dengan obat. Adakalanya orang memerlukan suntikan
semangat hidup seperti teman saya
Ketika
saya belajar di fakultas kedokteran, lebih dari empat puluh tahun yang lalu,
seorang kawan saya yang bernama Mickey masuk rumah sakit karena menderita
influenza yang cukup parah. Hampir saja ia meninggal karena penyakitnya itu.
Sedikit
demi sedikit ia mulai sembuh. Keadaannya tidak lagi kritis, tetapi kesehatannya
belum pulih benar.
Bersama
dengan seorang kawan, saya menengoknya di rumah sakit. Keadaannya sungguh
menyedihkan. Dulu tubuhnya besar dan kuat penuh semangat, namun kini ia pucat,
badannya kurus dan masih tampak sangat menderita. Matanya sayu, seolah hidup
telah lenyap dari tubuhnya. Jika orang menatap wajahnya, orang akan merasa
bahwa Mickey begitu iri melihat kesehatan orang lain. Saya merasa tidak tega
untuk berbicara dengannya di samping tempat tidurnya. Kawan-kawannya bergantian
menjenguknya.
Pada
suatu hari di depan pintu kamarnya yang tertutup terlihat sebaris tulisan: NO
VISITORS (tidak menerima tamu). Kami menjadi khawatir dibuatnya. Kami tidak
mengerti apa sebabnya. Jiwanya tidak dalam bahaya.
Ternyata
Mickey yang telah menyuruh dokter untuk memasang tulisan itu. Kunjungan
teman-teman dan keluarga tidak membuatnya bahagia
Kemudian
Mickey mengaku bagaimana perasaan hatinya selama saat-saat itu. Ia begitu
tertekan oleh kemunduran fisiknya dan dalam dirinya tumbuh penolakan hidup dan
penolakan terhadap semua orang. Ia merasa muak kepada setiap orang atau apa
saja. Ia juga merasa bahwa kami adalah manusia-manusia yang tak berharga atau
manusia-manusia sinting. Tak seorang pun bisa meloloskan diri dari kecamannya
(walau pun kecaman itu tidak ia lontarkan). Ia hanya ingin agar semua orang
meninggalkannya seorang diri.
Hari-hari
itu adalah hari-hari tanpa kebahagiaan bagi Mickey. Untung saja ada perawat
yang memahami keadaannya dan mencoba mengangkatnya dari penderitaan.
Suatu
hari setelah dengan susah payah berhasil membuka pembicaraan dengannya, perawat
itu bercerita bahwa ada seorang pasien wanita yang perasaannya begitu
menderita. Mickey dapat membangkitkan semangat gadis itu asal saja ia mau
menulis surat cinta untuknya.
Mickey
mau. Ia menulis sepucuk surat, lalu dua dan seterusnya. Dalam satu suratnya Mickey berpura-pura pernah
melihat gadis itu dan sejak itu ia selalu memikirkannya. Setelah mereka berdua
sembuh dari sakit masing-masing, tulisnya, barangkali mereka dapat
berjalan-jalan berduaan di taman.
Untuk
pertama kalinya dalam beberapa hari itu, Mickey merasa ada kebahagiaan yang
menyembul dari hatinya manakala ia menulis surat-surat, dan kesehatannya mulai
membaik. Telah banyak surat ditulisnya dan ia pun penuh semangat berjalan-jalan
di kamarnya. Akhirnya ia diperbolehkan keluar dari rumah sakit.
Sebelum
keluar Mickey ingin bertemu dengan gadis yang disuratinya selama ini. Begitu
besar kebahagiaan yang timbul di hatinya, karena dapat mencurahkan segenap
perasaan cintanya yang mendalam kepada gadis itu. Secercah sinar cinta
membayang di wajahnya manakala pikiran melayang memikirkan gadis pujaannya.
Suatu
kali Mickey bertanya kepada perawatnya, apakah ia boleh menengok gadis itu di
kamarnya. Perawat itu mengijinkannya dan ia pun menunjukkan nomor kamar tempat
gadis itu dirawat, nomor 414. Namun, tak dijumpainya nomor itu. Apalagi gadis
yang menjadi pujaannya itu.
Akhirnya
terbukalah hati Mickey. Perawat itu telah melakukan yang terbaik bagi diri
Mickey untuk membangkitkan semangat hidupnya. Demi melihat kemurungannya serta
merasakan kecaman dan kebenciannya kepada semua orang, perawat itu menyadari
bahwa untuk memulihkan penyakitnya, ternyata Mickey memerlukan adanya
kebahagiaan dalam hatinya.
Ia
mengetahui apa yang diperlukan Mickey untuk mendapatkan kebahagiaannya kembali.
Ia memberi kesempatan kepada Mickey untuk memberi sesuatu kepada seseorang yang
pantas ia beri, yaitu sesama pasien, sesama penderita. Kepada Mickey lantas ia
ceritakan gadis khayalan itu dan …….
Mickey
meninggalkan rumah sakit dengan bekal kesadaran akan kesia-siaan kebencian yang
ia lampiaskan kepada setiap orang dan ia sadar bahwa kebahagiaan didapatkan
dengan memberi sesuatu kepada orang lain.
Mickey
menceritakan pengalamannya itu kepada kami, karena kini ia merasa kami telah
menjadi teman-temannya kembali. Sinar matanya berseri-seri, kedua pipinya
merona karena kini ia tahu bagaimana melepaskan diri dari dunia yang gulita,
yang timbul karena kesuraman hati yang membebani dirinya, untuk kembali menuju
dunia yang penuh cahaya di mana manusia bisa mendapatkan kebahagiaannya.
Disadur dari
terjemahan
‘Creative
Living for Today’
karya: Maxwell
Maltz
ANALISIS
Dalam teorinya, Jung memperhatikan adanya individual
differences dengan dibedakan berdasarkan fungsi-fungsi psikisnya (ada tipe pikir, rasa, pengindra, dan intuitif) dan sikap
jiwanya (ekstrovert/introvert). Seorang manusia yang sehat secara psikologis
adalah manusia yang mampu menyeimbangkan sisi ekstrovert dan introvert dalam
dirinya. Dalam kasus ini, mickey adalah seorang yang tidak seimbang yang pada
mulanya lebih menonjolkan sisi ekstrovertnya.
Mickey
awalnya ekstrovert, ia mampu
mengaktualisasikan dirinya secara optimal, tampak dari tubuhnya yang besar dan
penuh semangat. kemudian tiba-tiba suatu ketika ia jatuh sakit, lalu ia pun
menjadi sosok yang introvert. Hal ini tampak dari perilakunya yang kemudian
menjauhi semua orang, sisi introvert-nya
ini pun mencapai puncak dimana pada saat itu ia mengalami kemunduran fisik yang
signifikan dan oleh karenanya hal itu mempengaruhi kondisi psikisnya sehingga
mulai timbul penolakan hidup dan penolakan terhadap semua orang. Suatu sikap yang
mengarahkan orang ke dunia dalam atau dunia subjektif. Dengan perlakuannya yang
mengurung diri dan tidak mau dijenguk oleh teman maupun keluarganya, dia
menganggap orang-orang tidak berharga terlebih mengganggap mereka sinting, dia
hanya ingin hidupnya seorang diri. Hal tersebut muncul akibat dari rasa ketidak
berdayaannya dalam mengatasi rasa sakit yang tak kunjung sembuh.Sedangkan fungsi
psikologis Mickey yang paling menonjol adalah fungsi perasaan, seperti halnya
pada kasus tersebut Mickey mengaku bahwa ia tertekan dengan kemunduran fisiknya
sehingga timbul perasaan penolakan terhadap orang lain.
Awalnya Mickey hanya menggunakan ego, ia hanya
memikirkan tentang rasa sakit yang ada pada dirinya dan menutup semua ruang
untuk orang lain, namun setelah perawat yang menanganinya mulai membangkitkan
semangatnya tentang gadis yang menderita penyakit lebih parah darinya
memerlukan dukungan, Mickey mulai menggunakan sisi ketidaksadaran dirinya
dengan merepresi atau mengabaikan rasa sakitnya sehingga timbul jiwa ekstrovert-nya untuk menjalin relasi
dengan orang lain meskipun hanya dalam sepucuk surat. Dengan apa yang telah
dilakukan oleh sang perawat, pelan-pelan Mickey dapat membuka dan mengaktualkan
dirinya sehingga rasa sakit yang dideritanyapun terkalahkan.
Dalam diri Mickey, tedapat anima (sisi feminine). Ia
memberikan kelembutan dan kasih saying dalam surat cintanya. Timbul rasa
kebahagiaan pada diri Mickey. Perlahan ia melupakan tekanan yang ia rasakan
akibat kondisi fisiknya. Menurut Jung, anima tidak selalu tampak dalam mimpi
sebagai sosok perempuan, melainkan bias dipresentasikan oleh suatu perasaaan
atau suasana hati. Anima atau sisi feminine pada Mickey ternyata dapat memicu
psikisnya untuk bangkit juga dengan ditulisnya surat cinta pada seorang gadis
yang ia tau bahwa gadis itu menderita penyakit yang lebih parah darinya. Bisa
dikatakan bahwa mimpi Mickey sebagai seorang introvert cenderung bersifat
ekstravert, artinya dia sebagai orang yang tertekan akan penyakitnya masih
menginginkan bersosialisasi dengan orang lain meskipun hanya dalam mimpi atau
angan belaka. Seperti tertulis dalam suratnya bahwa ia akan mengajak gadis
pujaannya berjalan-jalan di taman, padahal sebelumnya ia adalah orang yang
menganggap orang lain itu tidak berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar