Kamis, 12 September 2013

KASUS MICKEY MENGGUNAKAN TEORI JUNG: Analisis Kasus Psikologi Kepribadian

PERMASALAHAN
Penyakit tak selalu bisa disembuhkan dengan obat. Adakalanya orang memerlukan suntikan semangat hidup seperti teman saya
Ketika saya belajar di fakultas kedokteran, lebih dari empat puluh tahun yang lalu, seorang kawan saya yang bernama Mickey masuk rumah sakit karena menderita influenza yang cukup parah. Hampir saja ia meninggal karena penyakitnya itu.
Sedikit demi sedikit ia mulai sembuh. Keadaannya tidak lagi kritis, tetapi kesehatannya belum pulih benar.
Bersama dengan seorang kawan, saya menengoknya di rumah sakit. Keadaannya sungguh menyedihkan. Dulu tubuhnya besar dan kuat penuh semangat, namun kini ia pucat, badannya kurus dan masih tampak sangat menderita. Matanya sayu, seolah hidup telah lenyap dari tubuhnya. Jika orang menatap wajahnya, orang akan merasa bahwa Mickey begitu iri melihat kesehatan orang lain. Saya merasa tidak tega untuk berbicara dengannya di samping tempat tidurnya. Kawan-kawannya bergantian menjenguknya.
Pada suatu hari di depan pintu kamarnya yang tertutup terlihat sebaris tulisan: NO VISITORS (tidak menerima tamu). Kami menjadi khawatir dibuatnya. Kami tidak mengerti apa sebabnya. Jiwanya tidak dalam bahaya.
Ternyata Mickey yang telah menyuruh dokter untuk memasang tulisan itu. Kunjungan teman-teman dan keluarga tidak membuatnya bahagia
Kemudian Mickey mengaku bagaimana perasaan hatinya selama saat-saat itu. Ia begitu tertekan oleh kemunduran fisiknya dan dalam dirinya tumbuh penolakan hidup dan penolakan terhadap semua orang. Ia merasa muak kepada setiap orang atau apa saja. Ia juga merasa bahwa kami adalah manusia-manusia yang tak berharga atau manusia-manusia sinting. Tak seorang pun bisa meloloskan diri dari kecamannya (walau pun kecaman itu tidak ia lontarkan). Ia hanya ingin agar semua orang meninggalkannya seorang diri.
Hari-hari itu adalah hari-hari tanpa kebahagiaan bagi Mickey. Untung saja ada perawat yang memahami keadaannya dan mencoba mengangkatnya dari penderitaan.
Suatu hari setelah dengan susah payah berhasil membuka pembicaraan dengannya, perawat itu bercerita bahwa ada seorang pasien wanita yang perasaannya begitu menderita. Mickey dapat membangkitkan semangat gadis itu asal saja ia mau menulis surat cinta untuknya.
Mickey mau. Ia menulis sepucuk surat, lalu dua dan seterusnya. Dalam  satu suratnya Mickey berpura-pura pernah melihat gadis itu dan sejak itu ia selalu memikirkannya. Setelah mereka berdua sembuh dari sakit masing-masing, tulisnya, barangkali mereka dapat berjalan-jalan berduaan di taman.
Untuk pertama kalinya dalam beberapa hari itu, Mickey merasa ada kebahagiaan yang menyembul dari hatinya manakala ia menulis surat-surat, dan kesehatannya mulai membaik. Telah banyak surat ditulisnya dan ia pun penuh semangat berjalan-jalan di kamarnya. Akhirnya ia diperbolehkan keluar dari rumah sakit.
Sebelum keluar Mickey ingin bertemu dengan gadis yang disuratinya selama ini. Begitu besar kebahagiaan yang timbul di hatinya, karena dapat mencurahkan segenap perasaan cintanya yang mendalam kepada gadis itu. Secercah sinar cinta membayang di wajahnya manakala pikiran melayang memikirkan gadis pujaannya.
Suatu kali Mickey bertanya kepada perawatnya, apakah ia boleh menengok gadis itu di kamarnya. Perawat itu mengijinkannya dan ia pun menunjukkan nomor kamar tempat gadis itu dirawat, nomor 414. Namun, tak dijumpainya nomor itu. Apalagi gadis yang menjadi pujaannya itu.
Akhirnya terbukalah hati Mickey. Perawat itu telah melakukan yang terbaik bagi diri Mickey untuk membangkitkan semangat hidupnya. Demi melihat kemurungannya serta merasakan kecaman dan kebenciannya kepada semua orang, perawat itu menyadari bahwa untuk memulihkan penyakitnya, ternyata Mickey memerlukan adanya kebahagiaan dalam hatinya.
Ia mengetahui apa yang diperlukan Mickey untuk mendapatkan kebahagiaannya kembali. Ia memberi kesempatan kepada Mickey untuk memberi sesuatu kepada seseorang yang pantas ia beri, yaitu sesama pasien, sesama penderita. Kepada Mickey lantas ia ceritakan gadis khayalan itu dan …….
Mickey meninggalkan rumah sakit dengan bekal kesadaran akan kesia-siaan kebencian yang ia lampiaskan kepada setiap orang dan ia sadar bahwa kebahagiaan didapatkan dengan memberi sesuatu kepada orang lain.
Mickey menceritakan pengalamannya itu kepada kami, karena kini ia merasa kami telah menjadi teman-temannya kembali. Sinar matanya berseri-seri, kedua pipinya merona karena kini ia tahu bagaimana melepaskan diri dari dunia yang gulita, yang timbul karena kesuraman hati yang membebani dirinya, untuk kembali menuju dunia yang penuh cahaya di mana manusia bisa mendapatkan kebahagiaannya.

Disadur dari terjemahan Creative Living for Today’
karya: Maxwell Maltz




ANALISIS

Dalam teorinya, Jung memperhatikan adanya individual differences dengan dibedakan berdasarkan fungsi-fungsi psikisnya (ada tipe pikir, rasa, pengindra, dan intuitif) dan sikap jiwanya (ekstrovert/introvert).  Seorang manusia yang sehat secara psikologis adalah manusia yang mampu menyeimbangkan sisi ekstrovert dan introvert dalam dirinya. Dalam kasus ini, mickey adalah seorang yang tidak seimbang yang pada mulanya lebih menonjolkan sisi ekstrovertnya.
Mickey awalnya ekstrovert, ia mampu mengaktualisasikan dirinya secara optimal, tampak dari tubuhnya yang besar dan penuh semangat. kemudian tiba-tiba suatu ketika ia jatuh sakit, lalu ia pun menjadi sosok yang introvert. Hal ini tampak dari perilakunya yang kemudian menjauhi semua orang, sisi introvert-nya ini pun mencapai puncak dimana pada saat itu ia mengalami kemunduran fisik yang signifikan dan oleh karenanya hal itu mempengaruhi kondisi psikisnya sehingga mulai timbul penolakan hidup dan penolakan terhadap semua orang. Suatu sikap yang mengarahkan orang ke dunia dalam atau dunia subjektif. Dengan perlakuannya yang mengurung diri dan tidak mau dijenguk oleh teman maupun keluarganya, dia menganggap orang-orang tidak berharga terlebih mengganggap mereka sinting, dia hanya ingin hidupnya seorang diri. Hal tersebut muncul akibat dari rasa ketidak berdayaannya dalam mengatasi rasa sakit yang tak kunjung sembuh.Sedangkan fungsi psikologis Mickey yang paling menonjol adalah fungsi perasaan, seperti halnya pada kasus tersebut Mickey mengaku bahwa ia tertekan dengan kemunduran fisiknya sehingga timbul perasaan penolakan terhadap orang lain.
Awalnya Mickey hanya menggunakan ego, ia hanya memikirkan tentang rasa sakit yang ada pada dirinya dan menutup semua ruang untuk orang lain, namun setelah perawat yang menanganinya mulai membangkitkan semangatnya tentang gadis yang menderita penyakit lebih parah darinya memerlukan dukungan, Mickey mulai menggunakan sisi ketidaksadaran dirinya dengan merepresi atau mengabaikan rasa sakitnya sehingga timbul jiwa ekstrovert-nya untuk menjalin relasi dengan orang lain meskipun hanya dalam sepucuk surat. Dengan apa yang telah dilakukan oleh sang perawat, pelan-pelan Mickey dapat membuka dan mengaktualkan dirinya sehingga rasa sakit yang dideritanyapun terkalahkan.

Dalam diri Mickey, tedapat anima (sisi feminine). Ia memberikan kelembutan dan kasih saying dalam surat cintanya. Timbul rasa kebahagiaan pada diri Mickey. Perlahan ia melupakan tekanan yang ia rasakan akibat kondisi fisiknya. Menurut Jung, anima tidak selalu tampak dalam mimpi sebagai sosok perempuan, melainkan bias dipresentasikan oleh suatu perasaaan atau suasana hati. Anima atau sisi feminine pada Mickey ternyata dapat memicu psikisnya untuk bangkit juga dengan ditulisnya surat cinta pada seorang gadis yang ia tau bahwa gadis itu menderita penyakit yang lebih parah darinya. Bisa dikatakan bahwa mimpi Mickey sebagai seorang introvert cenderung bersifat ekstravert, artinya dia sebagai orang yang tertekan akan penyakitnya masih menginginkan bersosialisasi dengan orang lain meskipun hanya dalam mimpi atau angan belaka. Seperti tertulis dalam suratnya bahwa ia akan mengajak gadis pujaannya berjalan-jalan di taman, padahal sebelumnya ia adalah orang yang menganggap orang lain itu tidak berharga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar